Berbagai respon muncul setelah Indonesia melakukan proklamasi kemerdekaan, ada banyak respon yang muncul dan berbagai tanggapan keluar dari yang posiitf hingga yang negatif.
Respon Positif Dunia Internasional
Untuk menjadi suatu negara, Indonesia perlu juga dukungan dukungan atau pengakuan dari dunia internasional, untuk membentuk suatu negara tidak hanya melakukan proklamasi saja. pemerintah Indonesia meminta dukungan terhadap negara negara lain untuk mendukung mengakui kedaulatan Indonesia.
Pengakuan dari Mesir
Mesir secara de jure mengakui kedaulatan Indonesia dan Indonesia membuka kedutaan besar di Kairo.Selain itu negara Liga Arab juga memiliki peran penting dalam pengakuan kedaulatan Indonesia. Pada tanggal 18 November 1946, Dewan Liga Arab mengajak negara-negara anggota Liga Arab untuk mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Pengakuan India
Adanya diplomasi beras dengan india yang dilakukan Sutan Syahrir membuat India mendukung kemerdekaan Indonesia, India juga mengecam Belanda yang melukan Agresi Militer II ke Indonesia tahun 1948
Pengakuan dari Australia
Australia mendesak dalam komite PBB untuk segera mengakui kemerdekaan Indonesia dan juga Australia sebagai mediator perjanjian Renville dan menjadi wakil Indonesia dalam KTN, banyak dukungan yang dilakukan partai Buruh Asutralia untuk Indonesia
Respon Negatif Terhadap Kemerdekaan Indonesia
Tidak hanya mendapatkan respon yag positf saja, Indonesia justru harus melewati respon respon negatif dari beberapa pihak atau negara
Penolakan Belanda
Belanda merupakan negara yang menolak kemerdekaan Indonesia dan ingin merebut kembali Indonesia. Peristiwa perebutan kembali ini terjadi pada Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1948). Berkali-kali melakukan perundingan mulai dari perundingan linggarjati, perjanjian renville, perjanjian roem-royem dan konferensi meja bundar (KMF). Belanda baru mengakui kedaulatan Indonesia pada koferensi meja bundar.
Peran PBB
PBB menjadi pihak yang netral dan menjadi pihak yang menengahi penyelesaian masalah antara Belanda dan Indonesia. Pada Agresi Militer I, PBB mengusulkan untuk membuat KTN (Komisi Tiga Negara). Jadi setiap negara mengusulkan satu negara yang menjadi perwakilan dan ada satu negara yang menjadi pihak netral.
Indonesia memilih Australia sebagai negara perwakilan dan memilih Richard Kirby. Belanda memilih Belgia dengan Paul Van Zealand sebagai negara perwakilan. Dan negara yang menjadi pihak yang netral adalah Amerika Serikat dengan perwakilan Frank Graham. Perundingan KTN ini berhasil dilaksanakan dan mengantarkan kedua negara untuk melakukan perundingan renville.Indonesia mengutus LN Palar sebagai Wakil Tetap RI yang memperjuangkan pengakuan dunia internasional. Dan pada akhirnya berhasil mengantar Indonesia menjadi anggota PBB.
Komentar
Posting Komentar